“Pendidikan merupakan hak penting, bagi setiap
insan, khususnya pendidikan yang layak dan setara..”
Sore itu, tepat pukul empat, aku berjalan dari lobi utama menuju tempat
pemberangkatan bus antar kota. suasana ramai turut menyertai pada waktu itu.
karena mungkin sebabnya adalah hari minggu. waktu dimana para pelajar dan para
pekerja bersiap-siap untuk beraktivitas lagi keesokan harinya. wajar saja pada
saat itu sangat ramai. derap langkahku kupertegas, tujuannya untuk sedikit
menakut-nakuti para copet/ tangan2 berdosa yang sering mengambil uang yang
bukan miliknya. berjalan dengan sangat tegap, ya, itu yang kulakukan. mungkin
sering disebut copet jika di Terminal, tapi disebut koruptor jika berada di
tatanan pemerintahan Negara. jadi, copet dan koruptor, sama-saja. sama-sama
tidak punya harga diri, dan aku memandang mereka dengan sangat rendah.
setelah berjalan cukup jauh, akhirnya bus yang kucari telah berada di
depanku, Bus Jurusan Semarang. Langsung saja aku memasuki bus itu tanpa ragu,
karena sudah tahu bahwa bus yang kini kunaiki adalah bus (ekonomi), bukan yang
(patas, perbedaannya ada pada suasana mungkin, kalau bus patas lebih bisa
dikatakan akan menyamankan penumpang dengan tempat yang diisi satu orang
per-kursi. kalau bus ekonomi lebih bisa dikatakan menyamankan sang sopir.
Perbedaannya juga pada tarif yang diberlakukan. Setalah masuk kedalam bus tadi,
akupun mencari, kira-kira bangku mana yang tepat untukku, akhirnya aku
memutuskan untuk memilih bangku yang berada di tengah, yang waktu itu masih
belum terisi orang. Dan setelah aku menunggu bus terisi penuh untuk beberapa
saat, buspun berangkat. Di tengah jalan, seperti biasanya, aku sebagai
penumpang harus membayar tarif yang diberlakukan dan akan menerima karcis
sebagai bukti pembayaran.
Seperti
biasanya, jika akau berada di dalam bus dan dalam perjalanan jauh, di tengah
jalan pasti tertidur, karena apalagi yang bisa dilakukan penumpang selain tidur
dan makan cemilan ketika di dalam bus. Tapi, tidurku terusik, kudengar seperti
suara anak perempuan sedang bernyanyi di sampingku, sambil memainkan kecrekan
kecilnya. Setelah tersadar, ternyata perempuan tadi ada dua orang, dan setelah
kuperhatikan, mereka kembar. dua sosok perempuan kembar, kira-kira seumuran
adikku yang kini masih dibangku SMP kelas 7, astaga, mereka ngamen ???!!! salah
satu dari kedua anak tersebut membagikan sepucuk amplop, tentu saja aku juga menerimanya,
setelah kulihat-lihat dengan seksama amplop tadi, ternyata dibelakang amplop
ada selarik tulisan yang menyatakan bahwa kedua anak tadi mengamen untuk
mencaru uang, dan uang yang diperoleh akan digunakan untuk meneruskan
pendidikan mereka, tulisan itu juga menyatakan bahwa orang tuanya dalam keadaan
yang kurang mampu, sebagai penutup, mereka juga menyatakan meminta maaf apabila
perjalanan para penumpang terganggu atas kehadiran mereka yang pada saat itu
mengamen.
hatiku tergetar mendengar setiap lirik lagu
yang dinyanyikan kedua perempuan kembar tadi, bukan karena lagu yang
dinyanyikannya, tapi karena sangat miris membayangkan bagaimana kedua orang
tersebut menjalani hidup. mereka rela mengamen, mungkin setelah sepulang
sekolah, untuk meneruskan pendidikan. sungguh kejadian yang sangat tidak etis,
mengingat sudah beberapa kali pemerintah mengumumkan bahwa pendidikan 12 tahun,
gratis. tapi apa yang terjadi sekarang ?, rata-rata untuk sekolah, kita masih membutuhkan
biaya yang sangat besar, jika tidak bisa membayar, akan dikeluarkan dan tidak
diperkenankan lagi untuk sekolah. seharusnya untuk mereka yang berada di
keadaan yang kurang mampu, pendidikan untuk mereka, digratiskan, atau dibebaskan
dari biaya. semoga pemerintah dapat mendengar jeritan-jeritan yang berasal dari
mereka yang kurang mampu. jujur, aku sangat bangga dengan mereka tadi, daripada
anak orang kaya yang hanya bisa meminta dari orang tuanya, insyaallah di masa
depan orang-orang seperti mereka bisa menjadi manusia yang lebih matang dalam
menghadapi kerasnya kehidupan. semoga mereka-mereka yang berjuang dan berusaha
dapat meraih cita-citanya.. aminn...
0 komentar:
Posting Komentar